
Kita bisa merasakan dan membayangkan bagaimana pedih dan pilu penderitaan saudara-saudara kita.
Di tengah ‘embargo’ energy, makanan dan obat-obatan dari Israel yang menyebabkan penduduk Palestina hidup dengan apa adanya, mereka saat ini harus menanggung beban penderitaan lebih lagi akibat matinya saudara, sanak keluarga dan karib kerabat mereka. Mereka kini harus semakin terlunta-lunta menapaki hidup.
Sungguh, Israel memang sangat biadab. Atas nama ‘kecurigaan’ sebuah terowongan yang diduga sebagai tempat persembunyian ‘teroris’, Israel tanpa memperhitungkan ‘kebenaran’ dan masyarakat sipil yang ada disekitar bangunan tersebut, membabi buta melancarkan bom-bom mematikan. Tentu kecurigaan ini adalah bohong belaka. Ini sebagai dalih saja untuk menumpahkan darah-darah para syuhada yang dengan tulus ikhlas membela bumi Palestina. Israel sendiri memang putus asa dan tahu, bahwa tidak lah dengan mudah ‘membunuh’ api jihad yang semakin lama semakin berkobar di dada para pemuda Palestina. Satu-satunya cara untuk sedikit menekan pertumbuhan para syuhada adalah dengan melakukan serangan udara lewat pesawat-pesawat pembom ke sasaran masyarakat sipil untuk member ‘tekanan’ pada para mujahid.
Serangan ini memang telah disengaja dan didesaian oleh pemerintah Israel. Atau dengan kata lain, pemerintah Israel telah dengan sengaja secara sadar merencanakan penyerangan yang mengakibatkan terbantainya ratusan warga sipil yang tidak berdosa. Hal ini Nampak, meski korban begitu banyak, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan serangan ke Jalur Gaza masih akan terus berlangsung. Pemerintah Israel justru mengatakan tidak menutup kemungkinan akan mengerahkan pasukan darat.
Apa yang dilakukan oleh Israel bukanlah tanpa dukungan. Sebab, walau sudah ada reaksi keras dari berbagai Negara-negara didunia dengan mengutuk serangan tersebut, Israel tidaklah bergeming sedikitpun. Bahkan terus meningkatkan serangan. Sikap ‘bandel’ dan ‘bebal’ Israel ini karena mendapat dukungan dari sekutunya, Amerika Serikat. Menlu Amerika, Condoleezza Rice hanya meminta Israel agar menghindari jatuhnya korban sipil. [rnwl/www.hidayatullah.com]. Artinya, AS ‘merestui’ atas embantain tersebut. Hanya ‘meminta’ agar korban sipil diminimalisir. Kalau tidak bisa, berarti boleh-boleh saja. Sungguh Israel dan Amerika Serikat sangat lah biadab.
Ingatlah wahai Israel dan Amerika Serikat. Apa yang engkau perbuat akan terekam dengan jelas catatan panjang kami (kaum muslimin). Apa yang engkau lakukan terhadap saudara ku ini akan semakin memacu semangat kami untuk semakin bergiat diri dan menyingsingkan lengan demi tegaknya Daulah Khilafah. Tunggulah pembalasan kami.
Memang saat ini kami, kaum muslimin tidak bisa berbuat banyak untuk membela saudara kami, karena tidak ada institusi Negara satu pun yang mengomandoi seruan jihad. Ini karena, para pemimpin di negeri-negeri muslim tidak lah lebih sekedar ‘antek-antek’ Amerika Serikat. Sehingga mereka bisa dipastikan hanya bisa mengutuk dan mengutuk saja. Kalau [un memberikan bantuan hanyalah bantuan dana dan obat-obatan. Bukan pasukan militer yang mengusir dan melenyapkan Israel biadab.
Sungguh, akan kami ingat jeritan dan tangisan adik-adik, saudara, ibu-ibu akibat ditinggal mati oleh orangtua, saudara, anak-anak dan suami mereka. Saksikan lah ya Allah… kami akan semakin berjuang menyebarkan ajaran syariatMu agar segera terwujud institusi pengayom seluruh umat Islam di dunia, yakni Khilafah Islamiyah. Ya… Allah… mudahkan lah urusan kami. (Sumber,-)

0 C-O-M-M-E-N-T:
Posting Komentar
Komen donk... blog ini dofollow lho