JAKARTA - Struktur perbankan Indonesia masih tetap kokoh meski saat ini tengah terjadi perlambatan ekonomi global. Demikian dikemukakan oleh Gubernur BI, Boediono, usai rakor di Gedung Depkeu,Jakarta (5/10/2008).
Hal itu tercermin dari pertumbuhan kartu kredit hingga Agustus 2008 sebesar 16 persen, dimana pertumbuhan normalnya sebesar 8 persen. Sama halnya dengan tingkat NPL hingga Agustus 2008 sebesar 3,9 persen yang masih menunjukan� batas aman.
"Selain itu di AS jumlah pertumbuhan kreditnya menurun. Tetapi pertumbuhan kredit perbankan kita year on year baik, yakni mencapai 36 persen," ujarnya.
Meski demikian BI melihat Indonesia tetap terkena dampak dari perlambatan ekonomi global. Hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, ekspor dan impor.
"Sebenarnya lembaga keuangan di Indonesia tidak banyak bermain di perusahaan AS yang bangkrut. Tapi biar bagaimanapun juga ada imbasnya,"paparnya.
Pasalnya saat ini Indonesia tengah mengalami kondisi sulit. Selain adanya perlambatan ekonomi global, Indonesia juga mengalami pengeringan likuiditas.
Akibat likuiditas tersebut akan terjadi sedikit keraguan pasar untuk melakukan ekspor. Menurutnya hal tersebut akan terjadi dalam jangka waktu enam bulan hingga satu tahun ke depan.

0 C-O-M-M-E-N-T:
Posting Komentar
Komen donk... blog ini dofollow lho